A. PENDAHULUAN
Keterampilan berbicara (speaking skill)
dalam bahasa Inggris merupakan suatu keterampilan seseorang untuk
menyampaikan hasrat dan pemikirannya kepada siapa saja melalui lisan,
akan tetapi, keterampilan berbicara sulit berkembang kalau tidak dilatih
secara terus menerus dan bisa dilakukan dengan rekan-rekan di
dalam kelas, guru-guru bahasa Inggris, atau guru-guru lainnya yang bisa
berbahasa Inggris. Tujuannya untuk memperlancar keterampilan berbicara,
memperkaya penggunaan kosa kata, memperbaiki tatanan berbahasa,
menyempurnakan ucapan-ucapan kosa kata, kalimat-kalimat bahasa Inggris,
dan melatih pendengaran sehingga mudah menangkap pesan dari lawan
bicara.
Di beberapa sekolah favorit seperti SMA N 1, SMA N 10 , serta SMP N 1 dan SMP N 8 Kota
Padang, sudah melaksanakan program RSBI semenjak 3 tahun yang lalu,
yang mana peserta didik dituntut untuk menguasai bahasa Inggris,
khususnya dalam pembelajar
an IPA. Bahasa Inggris digunakan sebagai
bahasa pengantar untuk mata pelajaran tertentu. Namun, sebahagian dari guru yang Mengajar di sekolah tersebut diatas masih
ada yang menyampaikan materi pelajaran secara bilingual (bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris) yang bertujuan untuk mensetarakan status
sekolah tersebut dengan berskala internasional (School Based Iinternational).
Adanya
situasi seperti di atas, berarti bisa memotivasi siswa untuk belajar
lebih giat dan komprehensif terhadap bahasa Inggris baik secara tulisan
maupun lisan. Para siswa harus mampu mengutarakan gagasan, pemikiran dan
lain-lain, mereka juga harus dapat menjawab pertanyaan dan mengajukan
pertanyaan sesuai tingkatan siswa dengan baik selama pembelajaran
berlangsung. Ketika melaksakan diskusi, para siswa dituntut terampil
mengemukakan dan mempertahankan pendapat, menyanggah pendapat siswa
lain, atau mempengaruhi siswa lain agar mengikuti alur pembicaraan.
Sehubungan dengan itu, dalam praktik proses pembelajaran sehari-hari
masih banyak guru yang melakukan kesalahan-kesalahan dalam menunaikan
tugas dan fungsinya (Prayitno 2005.b). Kesalahan-kesalahan tersebut
seringkali tidak disadari oleh para guru, bahkan masih dianggap sebagai
sesuatu yang biasa dan wajar (Agustiar, 2007, Muri , 2007, Abizar, 2007
dan Mukhaiyar, 2007). Pada hal, sekecil apapun kesalahan yang dilakukan
guru khususnya dalam proses pembelajaran, akan berpengaruh negatif
terhadap perkembangan peserta didik.
Untuk mengatasi masalah ini, berbagai usaha perbaikan telah dilakukan
oleh pemerintah guna meningkatkan proses pembelajaran bahasa Inggris
dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa yang baik khususnya
kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa. Besar kemungkinan, usaha
tersebut belum mengena pada sasaran sehingga upaya pemerintah belum
memperoleh hasil yang memuaskan.
Dalam pelajaran bahasa Inggris terdapat beberapa materi pokok bahasan yang terintegritasi, seperti: keterampilan
mendengar, bicara, membaca dan menulis. Semuanya dipelajari secara
beraturan sesuai dengan buku paket yang telah disediakan oleh sekolah. Akan tetapi, tulisan ini hanya terfokus pada keterampilan berbicara (speaking skill) untuk membantu guru-guru mata pelajaran bahasa dalam meningkatkan metoda mengajarnya dengan menggunakan teori ‘Guide Conversation”. Besar kemungkinan masalah ini berhubungan dengan rendahnya motivasi siswa terhadap keterampilan berbicara bahasa Inggris. Benar atau tidak, bahwa belajar berbicara dalam bahasa asing (bahasa Inggris) dirasa sulit karena bukan bahasa sendiri (Lisna, 2006). Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dan bagaimana metodologi dengan guide conversation dalam pembelajaran bahasa Inggris khususnya pada speaking skill?.
B. Guided Conversation
- Pengertian Guided Conversation
Dalam
proses pembelajaran berbagai mata pelajaran memiliki cara-cara yang
terbaik. Tujuannya adalah untuk membangkitkan potensi siswa belajar
aktif, menyenangkan, dan benar-benar menaruh minat terhadap
mata pelajaran yang diberikan khususnya hal ini adalah mata pelajaran
bahasa Inggris. Kata Guided berasal dari bahasa Inggris yang artinya membimbing, mengarahkan, menuntun, memberi tahu, menunjukkan, memandu dan memberikan semangat (Sadli, 1989: 201 dan Oxford, 1986: 308). Dari arti kosa kata tentang Guided tersebut
dapat digambarkan bahwa dalam proses pembelajaran salah satu tugas guru
adalah memberikan, menuntun dan memandu siswa dengan sebaik mungkin untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Keinginan yang berkaitan dengan
penguasaan dan peningkatan hasil belajar dalam bidang keterampilan
berbicara bahasa Inggris.
Dari beberapa arti kata Guided di atas, yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris adalah “membimbing dan memandu”
siswa dalam belajar. Antara membimbing dan memandu memiliki kesamaan
makna dan tujuan karena kedua kata tersebut sama-sama menuntun siswa ke
arah yang cemerlang (bisa berbicara) bahasa Inggris. Siswa yang
sebelumnya masih banyak belum tahu bagaimana mengucapkan sebuah kata
dalam bahasa Inggris (misalnya, mengucapkan book) yang kadang-kadang dibaca oleh siswa dengan bo-ok. Dengan
tuntunan guru maka dari bo-ok menjadi (buk) dan banyak lagi kosa kata
atau kalimat yang sulit dikatakan oleh siswa karena terbiasa dengan
bahasa ibu atau Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Tuntunan
semacam ini yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran keterampilan
berbicara bahasa Inggris di dalam atau di luar kelas untuk memantapkan
ucapan-ucapan siswa dalam bentuk percakapan sederhana seperti ungkapan
di bawah ini:
- Salam (Greetings)
Biasanya
setelah mengucapkan salam, diiringi dengan menanyakan kabar orang yang
disapa. Di bawah ini beberapa ungkapan salam yang biasa digunakan serta
ungkapan yang digunakan untuk menanyakan/menjawab kondisi seseorang yang
disertai dengan tuntunan guru bahasa Inggris seperti dalam tabel di
bawah ini.
Table 4 Tuntunan Percakapan dalam Bahasa Inggris Tingkat Dasar
Selamat Pagi
|
Good Morning
|
Selamat Siang
|
Good Afternoon
|
Selamat Malam
|
Good Evening
|
Selamat Malam/Selamat Tinggal/Selamat Tidur
|
Good Night
|
Selamat Tinggal
|
Good Bye
|
Sampai Jumpa
|
See you
|
Halo atau Hai
|
Hello atau Hi
|
Apa kabar?
|
How are you?
|
Baik-baik saja
|
I'm fine. Thank you. atau Good
|
Apakah kamu baik-baik saja?
|
Are you alright? atau Are you OK?
|
Saya sedang sakit
|
I'm feeling sick atau I feel sick
|
Saya sedang pusing
|
I'm having a headache
|
Saya sedang flu
|
I'm having a flu/influenza
|
Saya demam
|
I'm having a cold
|
Saya merasa tidak enak badan
|
I am not feeling well
|
Yah, begitulah atau Biasa-biasa saja
|
Not bad
|
- Perkenalan diri (Introduction)
Berikut
adalah ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan untuk bertanya tentang
identitas seseorang/memperkenalkan diri kepada orang lain dalam
bentuk/kalimata bahasa Inggris sederhana dan disertai tuntunan atau
bimbingan guru bahasa Inggris, sebagai berikut:
1) May I introduce myself? /mei ai introjiys maisefl? /.
Ijinkan saya memperkenalkan diri
2) My name is Ota / mai neim is Ota/
Salam perkenalan, Ota?
3) My name is Mark /mai neim is Mark/
Nama saya Mark
4) How do you do Mark? /haw du yu du, Mark? /
Salam perkenalan, Mark
Dari
tuntunan atau bimbingan yang dilakukan guru bahasa Inggris secara terus
menerus maka diyakini bahwa peningkatan keterampilan siswa dalam
berbicara bisa meningkat. Karena disamping bimbingan atau panduan guru
terhadap ucapan siswa terhadap kalimat pendek bahasa Inggris di atas,
juga dilengkapi dengan tuntunan ucapan yang tersedia di ujung kalimat
bahasa Inggris. Dengan demikian, besar kemungkinan bagi siswa bisa
melakukan praktik keterampilan berbicara bahasa Inggris sangat mudah.
Selanjutanya, kata “Conversation” berarti “percakapan atau perbincangan” (Hasan Sadli, 1989: 105). Menurut kamus Oxford (1986: 123) Conversation adalah a spoken exchange of news and ideas between people. Selanjutnya, dalam http://www.answers.com/topic/conversation (yang dikutip pada hari Sabtu, tanggal 11 Desember 2010) menyatakan bahwa conversation adalah sebagai berikut:
A conversation is communication
between two or more people. Conversations are the ideal form of
communication in some respects, since they allow people with different
views on a topic to learn from each other. A speech,
on the other hand, is an oral presentation by one person directed at a
group. For a successful conversation, the partners must achieve a
workable balance of contributions. A successful conversation includes
mutually interesting connections between the speakers or things that the
speakers know. For this to happen, those engaging in conversation must
find a topic on which they both can relate to in some sense. Those
engaging in conversation naturally tend to relate the other speaker's
statements to themselves. They may insert aspects of their lives into
their replies, to relate to the other person's opinions or points of
conversation.
Dari
kutipan di atas, dapat digambarkan bahwa percakapan adalah terjadinya
komunkiasi yang dilakukan oleh beberapa orang dalam rangka memberikan
pandangan, pemikiran, usulan dan solusi. Dalam percakapan yang panjang
akan menghasilkan sebuah kesepakatan bersama secara positif dan hasilnya
disebarkan kepada segenap orang yang berkepentingan terhadap hasil
kesepatan itu. Semua kesepakatan dari percakapan itu harus dipatuhi
bersama-sama karena kegunaannya untuk bersama.
Berhubungan dengan keterampilan berbicara bahasa Inggris, berarti memberdayakan siswa agar dapat melakukan keterampilan berbicara
dengan cara yang paling mudah. Siswa merasa senang terhadap pelajaran
bahasa Inggris karena diajarkan melalui strategi yang jauh lebih
menyenangkan sehingga terdorong bagi siswa untuk belajar aktif dan
kreatif. Apabila siswa sudah merasa senang, aktif dan kreatif terhadap
mata pelajaran bahasa Inggris justru kemampuannya baik secara tertulis
dan lisan akan meningkat. Dalam Ujian Nasional khususnya pelajaran
bahasa Inggris tidak perlu dilakukan bantuan gratis (jawaban yang
diberikan guru) melalui short messege system (SMS).
Menurut
Pattison (1987:210) dan Zainil (2008) ada beberapa klasifikasi
percakapan yang bisa memperlancar keterampilan berbicara bahasa Inggris
siswa sekaligus mempermudah menguasai seluruh komponen keterampilan
berbicara, sebagai berikut:
- Structural Conversation.
Penny (2000: 75) menyebutkan bahwa a
specific instance of grammar is usually called a ‘structure’. Examples
of structures would be the past tense, noun plurals, the comparison of
adjectives, and so on.
Penggunaan
bahasa Inggris baik dalam percakapan sehari-hari maupun penggunaan
bahasa tulisan harus tepat dan benar dalam segi apapun karena
berhubungan dengan waktu: lampau, sekarang dan akan datang. Selain itu
penggunaan structure bahasa Inggris terkait dengan penggunaan bentuk noun, pronoun, articles, dan bermacam bentuk kata: adjective, verbs, dan adverbs.
Dengan demikian, materi conversation atau percakapan bertujuan untuk
membangkitkan potensi siswa mampu menggunakan fungsi-fungsi komunikasi/
percakapan bahasa Inggris dengan baik dan benar (struktur) dalam
percakapan sehari-hari baik secara formal maupun non-formal. Artinya,
siswa diberikan kesempatan yang luas untuk mempelajari struktur bahasa
Inggris secara konfrehensif dan mendalam sehingga percakapan siswa dalam
bahasa Inggris benar-benar informasional. Coba diamati percakapan di
bawah ini, sebagai berikut:
Perhatikan bentuk percakapan di bawah dengan cermat:
John : May I borrow your pen?
Mary : Yes, please!
John : By the way, will you come to my house this afternoon?
Mary : With my pleasure.
John : Waiter, give me two cups of coffee, please!
Yang
perlu diamati adalah bentuk percakapan di atas (poin 1 dan 2), adalah
memfungsikan struktur dalam penggunaan bahasa. Dengan kata lain, dalam
setiap percakapan/perbincangan siswa diharapkan memperbaiki penyusunan
kalimat bahasa Inggris sesuai tata bahasa Inggris agar menjadi baik dan
benar.
- Functional Conversation.
Adalah pelajaran conversation
yang ditujukan untuk membentuk kemampuan siswa dalam memfungsikan
bahasa menurut tempat dan keberadaannya. Dalam percakapan sehari-hari (daily conversation) sering dihadapkan kepada sesuatu yang objektif.
Perhatikan bentuk percakapan di bawah dengan cermat:
John : May I borrow your pen?
Mary : Yes, please!
John : By the way, will you come to my house this afternoon?
Mary : With my pleasure.
John : Waiter, give me two cups of coffee, please!
Amatilah
bagaimana perbedaan dialog 1 dan 2 tersebut diatas serupa akan tapi
tidak sama. Sekarang amati percakapan yang berikut dengan teliti supaya
dapat diketahui tujuannya.
- Situational Conversation.
Perhatikan bentuk percakapan di bawah dengan cermat:
John : May I borrow your pen?
Mary : Yes, please!
John : By the way, will you come to my house this afternoon?
Mary : With my pleasure.
John : Waiter, give me two of coffee, please!
Lihat pada frasa 2 coffees
– itu adalah salah satu contoh bagaimana penggunaan fungsi-fungsi
khusus dalam komunikasi berdasarkan situasi. Di restauran, sudah biasa
kita mengatakan 2 coffees walaupun secara grammar hal tersebut salah, karena ‘coffee’ biasanya dianggap sebagai uncountable noun.
Berdasarkan makna Conversation di
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap siswa yang terlibat dalam
komunikasi bahasa Inggris dalam mata pelajaran bahasa Inggris baik dalam
bentuk dua arah (bersemuka), kelompok, siswa dengan guru, guru dengan
siswa untuk mengkomunikasikan/mempraktikkan bahan ajar yang telah
ditentukan sesuai menurut silabus dan buku paket. Adapun
contoh topik yang ada dalam buku paket kelas X semester dua yang
dipraktikkan dalam percakapan bahasa Inggris adalah, seperti: Having Introduction, Greeting, Offering something, Apology, Thanking, dan Inviting.
Dengan demikian, antara Guided dan Conversation merupakan
paduan percakapan atau perbincangan yang dilakukan siswa dalam bahasa
Inggris sederhana dalam rangka memperlancar komunikasi dan meningkatkan
hasil belajar dalam keterampilan berbicara bahasa Inggris bagi siswa.
Perlakuan dalam percakapan tersebut dilakukan dengan panduan atau
petunjuk dan bimbingan dalam durasi panjang dan singkat (Blowerk 2008:
103) yang dilakukan di dalam dan di luar ruangan belajar.
Guided Conversation
memberikan inspirasi kepada siswa untuk menciptakan suasana komunikatif
dalam memberikan ide, pemikiran dan tanggapan sekaligus memberikan
kritikan dalam membetulkan perbincangan. Guided Conversation juga merupakan sebuah desain yang tepat guna untuk membantu siswa mendapatkan teknik belajar cepat dan bisa menguasai materi bahasa Inggris sekaligus mampu mewujudkan keterampilan berbicara. Kaitan lain yang berhubungan dengan Guided Conversation
ialah membimbing siswa bagaimana bertanya dan menjawab yang baik dan
benar menurut tata cara berbicara bahasa Inggris disertai dengan
tuntunan yang mendekati gaya bicara bahasa native speaker.
Pelaksanaan keterampilan berbicara bahasa Inggris melalui Guided Conversation
baik di luar maupun di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang terkait, seperti: a) keterkaitan antara pernyataan dan
kenyataan yang ada di lapangan. Setiap pernyataan akan sangat berarti
apabila ditinjau secara langsung kelapangan sehingga memberikan kepuasan
secara pribadi, dengan realita itu muncul lebih banyak lagi bentuk
ucapan-ucapan lain yang bersamaan dengan konteks, b) situasi baru,
kebiasaan siswa dalam melakukan keterampilan berbicara bahasa Inggris
dengan bentuk Guided Conversation lebih suka
kepada hal-hal yang baru karena disamping memperbanyak praktik
keterampilan berbicara dengan kosa kata yang baru juga karena belum
pernah membanyangkan keberadaan yang baru sehingga muncul beragam
pertanyaan dan jawaban siswa, c) keterkaitan antara materi dengan
pengalaman belajar siswa. Koneksitas keduanya semakin memperlancar
praktik keterampilan berbicara siswa yang dilakoninya secara
berulang-berulang.
Selanjutnya, Guided Conversation
sebagai salah satu bentuk strategi guru bahasa Inggris dalam menuntun
siswa untuk memperlancar keterampilan berbicara bahasa Inggris. Guided Conversation dapat merangsang interest
siswa dengan sungguh-sungguh dan siswa berusaha mendapatkan kosa kata
baru dengan susunan kalimat yang tepat mengenai sasaran pembicaraan.
Dalam proses pelaksanaan keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan Guided Conversation
siswa diharapkan siap menunggu giliran untuk berbicara dan memberikan
jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang mungkin muncul dari pembawa
acara/ penuntun dari Guided Conversation (tentu momen ini
terjadi dalam ruangan kelas). Namun demikian, belajar keterampilan
berbicara bahasa Inggris bukan sesuatu yang mudah atau gampang melainkan
membutuhkan cara-cara yang tepat dan menyenangkan.
Dalam hal ini, learning
conversational English is not easy, especially for those living in
countries where English is not the first language for the speakers (ww.physorg.com/news 81096427.html). Proses
pembelajaran dalam bidang keterampilan berbicara bahasa Inggris
membutuhkan strategi yang tepat untuk menumbuh kembangkan minat siswa
untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris sebaik mungkin.
Belajar keterampilan berbicara diperlukan persiapan matang baik oleh
guru sebagai pengajar/pembimbing maupun siswa.
Persiapan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa
Inggris adalah: penguasaan kosa kata, penguasaan grammar, penguasaan
strategi belajar, media belajar, fasilitas belajar, penetapan jadwal
belajar yang tepat, lingkungan belajar yang baik. Tujuannya adalah bisa
memberikan nuansa berbeda dari pembelajaran konvensional, mampu
meningkatkan minat siswa untuk kegiatan belajar tanpa bosan.
Sementara
persiapan siswa adalah berupa kesiapan mental dan rasa percaya diri
dalam pelaksaan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris.
Biasanya, siswa yang tertarik dengan pelajaran bahasa Inggris senang
melakukan berbicara walaupun dengan beberapa ungkapan kosa kata yang
diingatnya. Ucapan-ucapan tersebut akan menjadi lebih baik dan
berkembang bilamana diiringi bimbingan, arahan, panduan dan tuntunan
guru bahasa Inggris. Selain, persiapan mental dan percaya diri adalah
kesiapan materi seperti: buku-buku Short Daily Conversation¸Guide to Everyday English Conversation.
Dengan
bahan bacaan yang dimilikinya, siswa bisa mempelajari dan meniru
ucapan-ucapan yang baru sesuai perkembangan kekinian. Bahan-bahan
seperti buku-buku tersebut di atas dapat mempermudah kesulitan siswa
karena mudah dipahami dan mudah dilakukan dengan teman-teman sekelas
tanpa memperhatikan formal atau informalnya situasi percakapan.
2. Jenis-jenis Guided Conversation dalam Berbicara Bahasa Inggris
Lebih lanjut, di bawah ini terdapat beberapa jenis Guided Conversation (Fumiyo, 2007) yang bisa membantu siswa dalam melakukan praktik keterampilan berbicara bahasa Inggris. Adapun jenis-jenisnya sebagai berikut:
- Guided Conversation yang berkaitan dengan praktik keterampilan berbicara bahasa Inggris dalam bentuk brainstorming (Zainil, 2006). Guru Bahasa Inggris memberikan kosa kata baru, kalimat yang baru dan bentuk-bentuk baru yang bisa menjadi pelajaran baru bagi siswa itu sendiri. Guru menuntun siswa untuk membuka pemikiran siswa dengan bahasa yang mudah dipahami, ucapan siswa yang belum benar dibimbing oleh guru dengan perlahan agar siswa mampu berkembang.
- Guided Conversation yang berhubungan dengan role-play (Zainil, 2005) yang dilakukan siswa. Persiapan ini menciptakan kondisi siswa yang siap tampil dengan kematangan mental dalam melakukan diskusi sesuai profesi yang akan dilakoni. Menjadi pelaku seperti nelayan, petani, guru, dokter, perawat, yang membutuhkan style yang spesifik.
- Guided Conversation untuk keterampilan praktik berbicara. Tujuannya adalah mempersiapkan siswa untuk menentukan pokok pembicaraan dalam forum-forum tertentu. Misalnya, melakukan diskusi singkat tentang pelajaran bahasa Inggris, perbincangan like atau dislike, accept atau refuse invitation, debat, berpidato, dan tanya jawab.
- Guided Conversation yang terkait dengan keprofesionalan keterampilan berbicara bahasa Inggris. Dalam hal ini, yang paling penting adalah kepiawaian siswa untuk berbicara baik dalam lingkungan terbuka untuk umum maupun tertutup. Tingkat profesional dalam percakapan bahasa Inggris yang dilakukan siswa belum memungkinkan karena tingkat seperti ini membutuhkan praktik dan latihan optimal. Dalam percakapan bahasa Inggris yang dilakukan siswa belum memungkinkan karena tingkat seperti ini membutuhkan praktik dan latihan optimal.
Dari ke-empat Guided Conversation di
atas dapat digambarkan bahwa proses keterampilan berbicara bisa
dikembangkan dengan baik dan cepat karena arahan dan tuntunan yang
muncul dari kosep Guided Conversation itu sendiri. Peningkatan
keterampilan berbicara bahasa Inggris pada dasarnya menjadi bahan
pemikiran yang utama bagi guru bahasa Inggris di sekolah, karena sesuai
dengan tuntunan KTSP 2006 dimana setiap guru menyampaikan arahan dan
motivasi yang tinggi, membimbing siswa berani berbicara bahasa Inggris,
meng-evaluasi kemajuan siswa dalam pelaksanaan keterampilan berbicara
bahasa Inggris, dan memberikan pengayaan yang maksimal agar siswanya
bisa memperoleh ilmu pengetahuan dari proses pembelajaran bahasa Inggris
terutama dari keterampilan berbicara.
Sesuai dengan jenis gambaran jenis Guided Conversation dalam
keterampilan berbicara bahasa Inggris, maka Peterson (2007: 101)
memberikan gambaran bahwa melakukan keterampilan berbicara bahasa
Inggris dengan baik melalui Guided Conversation terdapat delapan cara yang sering menjadi acuan. Kedelapan acuan tersebut adalah sebagai berikut:
- Mengetahui ukuran kesulitan dan kemudahan information gap yang ada dalam bentuk percakapan. Dengan demikian, siswa dapat menduga atau mempersiapkan alternatif jawaban yang mendekati kebenaran. Jawaban yang mendekati kebenaran itu sangat baik apabila diiringi dengan apresiasi guru, sementara jawaban yang belum tepat harus diberikan tuntunan yang secara regular sampai siswa benar-benar mampu.
- Membuat pertanyaan yang berbobot sehingga jawaban yang diberikan siswa bisa menarik perhatian dan perlu adanya kajian lebih lanjut. Bentuk pertanyaan sebaiknya dengan menggunakan kata-kata mengapa (why) karena dengan pertanyaan “why” bisa melakukan proses yang menghasilkan keterampilan siswa dalam melakukan praktik berbicara bahasa Inggris.
- Mendengarkan dengan seksama dan mengingat apa yang dikatakan/ditanyakan sehingga jawaban akan menjadi jelas dan terarah. Dalam hal ini, guru benar-benar menuntun siswa pada Listening Comprehension karena untuk memperoleh informasi dari audio atau visual maka siswa harus dilatih bagaimana menangkap informasi dari perbincangan yang disajikan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan bukti/alasan. Perolehan bukti atau alasan membantu siswa untuk mengungkap atau menggambarkan secara detail melalui percakapan sederhana dalam bahasa Inggris. Guru sebagai pengontrol dalam percakapan harus memberikan panduan sesuai dengan prosedur percakapan sehingga semua siswa mendapat kesempatan.
- Menyuruh semua siswa berpartisipasi dalam percakapan terbuka sehingga secara tidak langsung dapat melatih diri untuk melakukan komunikasi yang terpimpin.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali lebih dalam sampai mendapatkan jawaban pasti dari berbagai sumber buku guna menciptakan suasana aktif berbicara bahasa Inggris.
- Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan pengamatan pada satu sumber/bedah buku sekedar pembuktian akurat sehingga dapat memberikan laporan dalam bentuk lisan (bahasa Inggris). Cara ini melatih siswa berani mengungkap temuan-temuan kecil yang berhubungan dengan pelajaran yang dilakoninya dalam bahasa Inggris lisan. Tujuan ini memperlancar komunikasi antara sesama teman sekelas dan sekaligus memberi tahu hasil laporan tersebut kepada guru dalam bentuk lisan.
- Laporan lisan berarti siswa telah melakukan praktik keterampilan berbicara bahasa Inggris melalui Guided Conversation karena memberikan waktu yang cukup sambil memberikan pengarahan terhadap hasil laporan siswa. Bimbingan dan pengarahan itu tidak hanya diberikan oleh guru bahasa Inggris akan tetapi bisa juga diberikan oleh siswa sambil memperaktikkan keterampilan berbicara yang sudah dimilkinya. Inilah sebuah cara untuk membiasakan siswa berkreasi terhadap keterampilan itu menjadi terbiasa dan berekembang semakin baik.
Dari gambaran di atas, jelas bahwa pengembangan keterampilan berbicara bahasa Inggris melalui Guided Conversation
dapat meningkatkan kreativitas siswa untuk belajar bahasa Inggris.
Kegiatan seperti ini mampu menunjukkan keterampilan khas pribadi siswa
dalam berkomunikasi dengan gaya yang bervariasi. Komunikasi dalam hal
ini menampilkan kesanggupannya dalam berbicara bahasa Inggris baik di
dalam maupun diluar kelas. Siswa diharapkan dapat berbicara
dengan sesama kawan sekelas, kawan di sekolah, guru, dan bahkan dengan
orang-orang di luar likungan (orang asing). Tujuan perlakuan seperti itu
untuk melatih siswa mempraktikkan keterampilan berbicara bahasa Inggris
secara kontinyu dengan cara Guided Conversation. Kebiasaan
semacam ini yang harus dilakukan guru kepada siswa guna memberdayakan
siswa dalam berbahasa Inggris dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Dari praktik tersebut akan muncul tahapan-tahapan penguasaan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa, sebagai berikut:
- Receive speaking.
Dalam
tahapan ini, siswa atau pelajar yang belajar keterampilan berbicara
bahasa Inggris lebih banyak menerima dari lingkungan belajar atau
mendengarkan ragam bentuk dan gaya berbicara orang lain, ucapan,
struktur bahasa yang dipakai, dan pengembangan vocabulary-nya
sehingga bisa diulanginya di rumah atau di sekolah. Siswa menyimpan
dalam memorinya sebanyak mungkin berupa: kosa kata baru tingkat dasar (basic),
kalimat-kalimat baru, ucapan, dan lain-lain yang siap dipraktikkan
dengan lawan bicara sekedar menjawab pertanyaan-pertanyaan (misal, “what is this?, what is that?, and how are you?, dan seterusnya). Persiapan ini disebut dengan receive speaking yang siap diterapkan keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris (speaking skill) yang baik. Dengan pola ini, siswa bisa berfikir dan memperkaya diri dengan ragam bentuk bahasa yang siap pakai.
b. Productive speaking.
Berdasarkan konsep menerima berarti siswa telah menyimpan banyak persiapan untuk melalkukan praktik keterampilan berbicara. Maka selanjutnya adalah kemampuan siswa untuk membentuk dan memperbanyak ungkapan-ungkapan baru, seperti: bertanya, menjelaskan, berdiskusi, dan bahkan membantu rekan sekelas. Dalam hal ini, siswa diberikan kesempatan sebanyak mungkin untuk menggunakan beragam kalimat baru bahasa Inggris sesuai tingkatan kelasnya. Pengaruh dari productive speaking bisa menjadi indikasi bahwa siswa yang berkemampuan tinggi dalam keterampilan berbicara justru akan lebih berhasil dalam mengembangkan diri bidang keterampilan berbicara bahasa Inggris dalam mata pelajaran bahasa Inggris.
c. Descriptive speaking.
Dari gambaran kedua tahapan di atas, berarti kesiapan siswa dalam menekuni keterampilan berbicara bahasa Inggris sangat baik. Dari gabungan kedua tahapan tersebut maka siswa mampu menerima dan memberi (Tanya-jawab) dengan menggunakan rangkaian kalimat sederhana (simple sentence), kalimat gabungan (compound sentence), dan kalimat kompleks (complex sentence) dan kalimat rumit gabungan (compound complex sentence). Artinya, siswa mampu menjawab pertanyaan bahasa Inggris secara lisan, mampu bertanya, memberi penjelasan, berdisksusi, dan mampu menuliskan ungkapan bahasa Inggris secara tertulis juga dengan menggunakan ragam kalimat. Tujuan descriptive speaking adalah menyuruh siswa berbicara sebanyak mungkin dengan gambaran dari berbagai sumber bahan bacaan atau menurut pengalaman belajar yang dilaluinya (Zainil, 2003).
3. Karakteristik Berbicara Bahasa Inggris Melalui Guided Conversation
Untuk
melakukan keterampilan berbicara bahasa asing seperti bahasa Inggris
memang dirasakan sulit karena harus mengintegrasikan keterampilan
lainnya (listening skill, reading skill dan writing kill)
kedalam bentuk speaking yang baik. Dengan demikian, proses keterampilan
berbicara bisa menjadi lebih sempurna dan aktif. Sedikitnya ada
beberapa karakteristik berhasilnya kegiatan keterampilan berbicara
bahasa asing (Brown and Yule, 1983: 120, Hyland, 1991: 122), sebagai
berikut:
a. Siswa harus berbicara sesering mungkin.
Dalam
proses kegiatan keterampilan berbicara bahasa, peserta justru harus
melakukan lebih banyak komunikasi. Dalam hal yang membicarakan atau yang
dibahas permasalahan sesuai dengan topik. Keuntungannya adalah semakin
sering melakukan keterampilan berbicara semakin lancar pula refleksi
berbicara (Zainil, 2010).
b. Partisipasi.
Sebaiknya, dalam proses penerapan keterampilan berbicara melalui Guided Conversation tidak
dibenarkan didominasi oleh individu atau sebagian kecil peserta yang
bisa berbicara (mampu berbicara bahasa Inggris), melainkan semua
peserta/siswa berhak mengeluarkan pendapat dan harus berbicara guna
memperlancar diri sampai mahir. Tujuannya adalah membiasakan komunikasi
lisan yang logis bukannya sekedar berbicara tanpa menggunakan kaedah
bahasa yang baik, penggunaan tata bahasa yang jelas, ucapan yang tepat,
penggunaan kosa kata yang benar, intonasi yang sempurna, dan dapat
dipahami oleh lawan bicara.
- Tanggung-jawab
Tanggung-jawab
berarti kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai menurut
kadar kemampuan-dalam hal ini adalah kemampuan untuk berbicara bahasa
Inggris yang dilakukan secara berdiskusi atau berpasangan dan harus
bertanggungjawab untuk mempertahankannya. Pelaksanaan praktik
keterampilan berbicara bahasa Inggris yang dilakukan secara berpasangan
harus saling saling membantu, satu orang yang kurang mampu dalam Tanya
jawab maka yang lainnya harus mengatasi segala kesulitan patnernya.
Jadi, dalam berpasangan atau secara individu harus merasa
bertanggungjawab
- Tingkatan Bahasa yang digunakan.
Dalam
melakukan komunikasi lisan terhadap bahasa asing (bahasa Inggris),
harus bisa berterima oleh antar peserta. Bahasa yang digunakan berbentuk
simpel, ucapan yang tepat, mudah dimengerti oleh pendengar lainnya.
Mudah, teratur dan tepat dalam berbicara. Dengan demikian, secara
keseluruhan memiliki tingkat kebahasaan yang epistemic (mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran-bahasa Inggris) sesuai dengan harapan kurikulum baik KBK (2004) maupun KTSP (2006). Adapun tingkatan (epistemic) sesuai dengan tingkatan siswa SMA kelas X, dimana siswa diharapkan mampu berbicara bahasa Inggris dengan baik dan dapat dipahami oleh lawan bicara. Standar yang dipakai dalam tingkatan epistemic adalah
proses pembelajaran bahasa Inggris telah diajarkan sejak di SMP selama 3
tahun, berarti siswa telah memiliki kosa kata dan tata bahasa Inggris
yang baik.
Berdsarkan
keempat karakteristik di atas, maka keterampilan berbicara bahasa
Inggris diajarkan dengan waktu yang cukup, Pelaksanaan keterampilan
berbicara sesering mungkin baik dilakukan dalam ruangan kelas maupun
diluar kelas sehingga memungkinkan bagi siswa bisa berhasil lebih cepat.
Selain itu, siswa diharapkan memiliki motivasi yang tinggi untuk
melatih dirinya sendiri untuk berbicara-menyampaikan gagasan dan
fikirannya kepada antar sesama teman dalam situasi percakapan apakah di
dalam kelas maupun di luar kelas. Semua praktik ini
dilakukan secara terus menerus tanpa mengenal batas waktu dan
penguasaan/kemahiran berbicara karena kelancaran berbicara bahasa
tergantung dari kebiasaan dan keaktifan latihan secara regular.
Selanjutnya, apa yang dimaksud dengan keterampilan Berbicara Bahasa Inggris? Seperti
telah ketahui bahwa dalam kegiatan menyimak aktivitas kita awali dengan
mendengarkan dan diakhiri dengan memahami atau menanggapi. Kegiatan
berbicara diawali dari suatu pesan yang harus dimiliki pembicara yang
akan disampaikan kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat
menerima atau memahami isi pesan itu. Manusia sebagai makhluk sosial
memerlukan hubungan dan kerja sama dengan manusia lain. Hubungan dengan
manusia lainnya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan
persaan, menyampaikan suatu informasi, ide atau gagasan serta pendapat
atau pikiran dengan suatu tujuan.
Dalam
menyampaikan pesan seseorang menggunakan suatu media atau alat yaitu
bahasa, dalam hal ini adalah berhubungan dengan bahasa lisan. Seorang
yang akan menyampaikan pesan tersebut mengharapkan agar penerima pesan
dapat memahaminya. Pemberi pesan disebut juga pembicara dan penerima
pesan disebut penyimak atau pendengar. Peristiwa proses penyampaian
pesan secara lisan seperti itu disebut berbicara (speaking). Dengan rumusan lain dapat dikemukakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.
4. Proses Pembelajaran Melalui Guided Conversation
Pada dasarnya, belajar bahasa Inggris tidak sesulit yang dibayangkan siswa pemula. Padahal hanya tergantung kepada cara mempelajarinya dan bagaimana penerapannya di lapangan. Pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris sebaiknya sesuaikan secara kontekstual agar bisa membantu siswa menguasai bahasa Inggris (Zainil, 2006). Biarkan saja siswa berbicara apa adanya dengan pemakaian kosa kata, grammar, dan pronunciation yang sederhana. Kesalahan yang timbul dari percakapan yang dilakukan siswa diperbaiki kemudian melalui Guided Conversation. Sedangkan Dragsten ((2005) menyatakan bahwa bentuk proses pembelajaran yang dilakukan melalui Guided Conversation untuk mempelajari keterampilan berbicara bahasa Inggris yang sesuai dengan kondisi dan mempermudah siswa untuk menguasainya, yakni sebagai berikut:
a. Practice your English as often as possible.
b. Participate in any and all class activities.
c. Review both presents and old materials.
d. Listen to the directions at all times.
e. Know your grammar
- Know your English classroom in order to fully understand what the teacher is saying and for you to be understood by the teacher.
Contoh,
“Get out your book,” “Put away your book,” “Sit down,” “Be quiet,” “Don’t shout,”
“Listen to the directions,” “Repeat after me,” “Say the question,”
“Answer the question,” “Did you do your homework?”, “Do you
understand?”, “I don’t understand,” “I don’t have a book,” “May I borrow
your pencil?”, “May I go to the bathroom?”, etc.
- Do your homework assignment consistenly and well.
- Take notes.
- Practice your English outside the class to develop your English skills, especially in speaking, even if it isn’t for homework.
j. Be exposed to how English is used in different contexts and in different styles.
k. Preview the lesson in the textbook before you come to class.
l. Look up any words you don’t know in the dictionary.
m. Have at least two English notebooks with you.
n. Find a friend or classmate and write an English dialogue together.
Contoh dengan metoda on line via internet seperti : menggunakan facebook atau chatting, yahoo messenger dan skype untuk memperlancar dan mempermudah siswa mengembangkan keterampilan berbicara bahasa Inggrisnya yang bisa membantu keterampilan berbicara setiap waktu.
o. Make flashcards to memorize any important vocabulary and useful English expressions.
p. Monitor and assess.
Dari empat keterampilan dalam bahasa yang terintegrasi (listening skill, speaking skill, reading skill dan writing skill) harus dipraktikkan setiap saat dan pasti akan berhasil baik. Selanjutnya,
untuk mempermudah pratik keterampilan berbicara bahasa Inggris sebagai
bahasa asing terdapat lima pendekatan (Underwood, 1987, Zainil, 2002 dan
Zainil 2004) yang bisa diberikan kepada siswa: 1) guru mengontrol kegiatan siswa sesering mungkin sehingga semua siswa aktif dalam kegiatan keterampilan berbicara. 2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenali pola susunan
kalimat dan penggunaan kosa kata sehingga setiap peserta dalam proses
pembelajaran keterampilan berbicara tetap menarik. 3) siswa di berikan kesempatan untuk melakukan role-play sesuai dengan kemampuan. 4) membantu siswa dalam melakukan keterampilan berbicara sehingga siswa merasa di perhatikan oleh guru bahasa Inggris. 5) praktik keterampilan berbicara siswa di berikan kesempatan berbicara bebas dalam koridor yang telah di tentukan.
Sedangkan
Labov (1984), mengatakan berpendapat ada empat konsep dasar dalam
melaksanakan praktik pengembangan keterampilan berbicara bahasa Inggris
melalui Guided Conversations:
a) Memberikan
bermacam gambaran yang berkaitan dengan situasi siswa, proses
pembelajaran, pengalaman belajar, pendidikan, sekolah, guru, kemajuan
dan budaya, kelemahannya serta sikap siswa terhadap proses pembelajaran.
b) Menentukan
informan yang tahu permasalahan dan berpengalaman dalam memberikan
jawaban-jawaban terutama yang menyangkut dengan sekolah, guru, dan
proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah tersebut.
c) Mendorong
setiap kelompok /individu dalam ruangan kelas untuk turut serta
melakukan percakapan atau ikut memberikan tanggapan atas setiap
pertanyaan yang muncul dari informan sehingga terkesan bahwa situasi ini
benar-benar semua siswa tertarik untuk melakukan praktik keterampilan
berbicara.
d) Menentukan
topik pembicaran sesuai dengan materi pelajaran yang ada sehingga mampu
dan mudah memecahkan pokok persoalan yang muncul. Selain topik yang
ditentukan berhubungan dengan materi pelajaran, topik pembicaraan juga
bisa ditampilkan atau disesuaikan dengan keadaan disekitar sekolah.
C. Kesimpulan
Dari
beberapa teori pendapat pakar tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
mempelajari bahasa Inggris khususnya keterampilan berbicara membutuhkan
bermacam strategi yang jitu. Tujuannya adalah mempermudah siswa
mempelajari mata pelajaran bahasa Inggris, semakin banyak cara yang
dilakukan untuk belajar maka semakin mudah menguasainya. Akan tetapi
perlu diingat bahwa belajar bahasa Inggris bukan belajar pengetahuan
yang memerlukan daya nalar yang tinggi, menghafal rumus-rumus, menguasai
tenses, grammar, dan tata bahasa Inggris yang formal, dan lain-lain. Namun belajar bahasa Inggris tidak lebih dari keterampilan (skill)
yang terus menerus dipraktikkan sampai terbiasa, bahasa apapun yang
dipelajari membutuhkan praktik berbicara dengan bahasa yang dipelajari.
Keterampilan berbicara bahasa Inggris melaui Guided Conversation yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Positive autonomous.
Kemandirian
yang positif akan berhasil dengan baik apabila setiap anggota kelompok
merasa sejajar dengan anggota yang lain. Artinya satu orang tidak akan
berhasil kecuali anggota yang lain merasakan juga keberhasilannya.
Apapun usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota tidak hanya untuk
kepentingan diri sendiri melainkan untuk semua anggota kelompok.
Kemandirian yang positif merupakan inti pembelajaran yang dilakukan
dalam strategi Guided Conversation terhadap praktik keterampilan berbicara Inggris sehingga siswa berhasil dengan baik.
- To increase interaction.
Pada
saat guru menekankan kemandirian yang positif, selayaknya guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling mengenal, tolong
menolong, saling bantu, saling mendukung, memberi semangat dan saling
memberi pujian atas usahanya dalam belajar. Aktivitas kognitif dan
dinamika kelompok terjadi pada saat siswa diikutsertakan untuk belajar
mengenal satu sama lain. Termasuk dalam hal ini menjelaskan bagaimana
memecahkan masalah yang dihadapi terutama dalam pelaksanaan berbicara
bahasa Inggris, mendiskusikan konsep yang akan dikerjakan, menjelaskan
pada teman sekelas dan menghubungkan dengan pelajaran yang terakhir
dipelajari.
- Induvidual responsibility.
Tujuan kelompok dalam strategi Guided Conversation adalah
agar masing-masing siswa menjadi lebih kuat pengetahuannya. Siswa
belajar secara bersama sehingga kondisi kelas menjadi hidup. Setelah itu
siswa dapat melakukan sesuatu yang berhubungan dengan keterampilan
berbicara bahasa Inggris yang lebih baik sebagai individu. Untuk
memastikan bahwa masing-masing siswa lebih kuat, siswa harus membuat
pertanggungjawaban secara individu terhadap tugas yang menjadi bagiannya
dalam bekerja. Pertanggungjawaban individu akan terlaksana jika
perbuatan masing-masing individu dinilai dan hasilnya diberitahukan pada
individu dan kelompok.
- Interpersonal and small group ability.
Dalam pembelajaran strategi Guided Conversation,
selain materi pelajaran (tugas kerja) siswa juga harus belajar tentang
kerja kelompok. Artinya, nilai lebih pembelajaran strategi ini adalah
siswa belajar tentang keterampilan berkerjasama untuk mempraktikkan
keterampilan berbicara bahasa Inggris, secara bersama-sama mendengarkan
dari masing-masing individu tentang pronunciation, structure, listening comprehension, vocabulary, dan fluency yang telah dikuasainya.
- Group management.
Dalam
praktik keterampilan berbicara bahasa Inggris, seorang siswa harus
banyak belajar dari orang lain. Tujuannya adalah saling mengoreksi
kesalahan yang dibuat, saling memberi pengetahuan baru, mempertajam
pengetahauan yang sudah ada, berfikir ke depan bagaimana memberdayakan
kemampuan yang telah dimiliki dan memperbaiki keterampilan berbicara
bahasa Inggris dengan sebaik mungkin. Dengan demikian, akan terjadi
perubahan yang drastic bagi siswa untuk mempraktikkan keterampilan
berbicara bahasa Inggris dalam setiap aktivitasnya terutama di sekolah
maupun di rumah.
DAFTAR BACAAN
Abin Syamsuddin. 2003. Peran Guru Membimbing Keberhasilan Siswa. Bandung: Sinar Baru.
Abubakar, dkk. 1986. Pengembangan Kosa Kata dalam Berbahasa. Yogjakarta: Penerbit Liberty.
Anna Sotter. 2008. Practicing English Speaking Skill through Small Group Discussion. Ohio State University Press.
Bock, John C. 1992. Education and Development: A Conflict Meaning. Ohio State: Ohio State University Press.
Brown, G., Anderson, A., Shilcock, R., & Yule, G. 1984. Teaching Talk: Strategies for Production and Assessment. Cambridge. Cambridge University Press.
Hyland, K. 1991. Developing Oral Presentation Skills. Cambridge: Cambridge University Press.
Guntur, Tarigan. 1981, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Penerbit Angkasa.
Guntur, Tarigan. 1986. Pengajaran kosakata. Bandung: Penerbit Angkasa.
Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hall, S. 1997. Integrating pronunciation for fluency in presentation skills. ERIC Document, pp. 408–856.
Hamalik. 2003. Peranan Motivasi terhadap Keberhasilan dalam Belajar. Bandung: Angkasa.
Sadli, Hassan. 1989. Kamus Inggris Indonesia-Indonesia Inggris. Jakarta:
H. Nashar. 2004. Motivasi Siswa dalam Proses Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hoskisson, K. & Tompkins, G. E. 1987. Language arts: Content and teaching
strategies. Melbourne: Merill Publishing Company.
No comments :
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan, komentar anda berharga bagi saya...oke browww